Rumah sakit

Sesampainya dirumah sakit, Park Hyungseok dan Park Jonggun langsung masuk ke dalam dan bertanya ke resepsionis dimana ruangan Lee Jihoon setelah bertanya mereka langsung bergegas pergi keruangan…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Ini Trik Agar Kamu Bisa Beropini Secara Spontan

*Artikel ini merupakan hasil terjemahan dan suntingan dari tulisan “Form Opinions” oleh Jesse Kornbluth dalam buku The Experts’ Guide to Doing Things Faster: 100 Ways to Make Life More Efficient.

{Jesse Kornbluth merupakan mantan editor kontributor Vanity Fair dan New York serta direktur editorial AOL. Beliau mendirikan dan menjadi editor HeadButler.com. Ia beropini di beberapa kesempatan lewat The Huffington Post.}

Empat hari per minggu, saya menulis delapan ratus kata tentang buku, film, atau album yang saya sukai. Kedengarannya seperti saya perlu banyak membaca, menonton, dan mendengar. Tetapi orang-orang dengan etos kerja tinggi, keahlian merangkum yang layak, dan kemampuan menggunakan Google dapat menulis dengan baik. Hal yang rumit dari kegiatan ini adalah menciptakan opini yang segar dan orisinil, yang membuatnya bernilai untuk dibaca — serta memunculkan opini tersebut sambil berlomba dengan deadline yang tidak fleksibel.

Yang dimaksud dengan “opini” di sini bukanlah semacam propaganda kaku yang terlihat bodoh dan ideologis terus ditayangkan lewat saluran TV, radio, dan dimuat-muat di kolom koran. Sebentar, sebentar! Itu tak sepenuhnya salah; tapi saya bisa menarik perhatian kalian, kan? Kenapa bisa? Karena saya sedang mengungkapkan sebuah sudut pandang — opini yang tajam, dijelaskan dengan terang. Dan itulah tantanganmu: menyampaikan opini yang segar dari diri sendiri dan bagaimana memunculkannya secara spontan.

Kamu mungkin berpikir kalau, ketika satu topik diperkenalkan, triknya adalah berpikir cepat juga bicara cepat. Bagi kebanyakan dari kita, itu tidak beralasan. Namun ada beberapa pengecualian dari orang terkenal, tentunya. Oscar Wilde punya pikiran tangkas dan jawaban spontan yang menjadi ciri khasnya selain pertunjukannya yang hebat. Namun sekarang ini, tokoh-tokoh yang jago beropini punya penulis pendukung di belakangnya; meski Stephen Colbert dan Jon Stewart punya sejarah panjang di stand-up comedy dan teater improvisasi, mustahil bagi kita untuk tahu kapan saja kru mereka turut campur.

Langkah pertama untuk bisa beropini secara spontan adalah menjadi seperti profesional. Persiapkan momen ini sehingga kamu tidak perlu berpikir, jadi kamu hanya berdiri serta menyampaikan. Ini jadi semacam paradoks — membentuk kebiasaan beropini dengan “cepat” membutuhkan waktu yang “lama”. Karenanya, jangan sungkan untuk menerapkan pendekatan sementara dari saya: penuhi kepalamu dengan banyak jawaban spontan.

Melakukan hal tersebut cukuplah simpel: Kamu hanya perlu membaca — dan menggarisbawahi mana yang paling baik untuk diingat — serta menonton dan mendengarkan. Opini yang bagus dapat ditemukan di setiap genre sastra dan budaya; tugasmu adalah mencari orang-orang yang pantas dikutip. Setelah itu kamu cukup mencuri kebijaksanaan mereka — seperti yang T.S. Eliot bilang, “penyair kecil meniru, penyair besar mencuri” — atau, bila kamu suka, sebutkan sumbernya dan pamerkan.

Kamu sedang berbincang soal kesempatan kerja? Coba ini: “Aku sependapat dengan kalimat Hunter Thompson: ‘Pekerjaan? Tapi bagaimana aku bisa mendapatkan uang?’” Atau, ketika percakapan mengarah ke skandal seks terbaru, inilah kutipan berguna dari Samuel Johnson: “Tak ada yang hipokrat kalau menyangkut soal kegembiraan.” Entah kamu mengutip sumbernya atau tidak, kamu bakal butuh beberapa lusin kutipan tersebut.

Sejarah adalah sumber yang baik; opini yang menaruh kondisi saat ini ke dalam sebuah perspektif selalu jadi langkah cerdas. Tetapi, mungkin akan lebih menyenangkan, pada masa serba instan ini, untuk berselancar di web. Ya, ke blog. Bukan yang pernah kamu kunjungi atau yang mengungkap pandangan yang kamu setujui — kamu perlu opini yang berseberangan dengan punyamu. Poin keseluruhannya adalah membaca pendapat asing bukan untuk merubah pendapat sendiri, tapi agar kamu terprovokasi sehingga muncul reaksi yang segar.

Banyak-banyak membaca, menonton, dan mendengarkan secara penuh sehingga kamu akan lebih cakap dalam mengembangkan sikap kritis terhadap hidup. Kamu mungkin akan berasumsi bahwa semua yang kamu baca atau lihat adalah bohong — atau setidaknya, kebenaran yang dipelintir. Dan kemudian kamu bisa mempertanyakan dirimu sendiri: Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Siapa yang diuntungkan? Bagaimana ini bisa mempengaruhiku? Pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi pendorong untuk opini yang bermakna. Dan karena kebanyakan orang “berjalan sambil tidur” di keseharian hidupnya, opini apa pun yang kamu tawarkan terhadap topik yang dilemparkan siapa pun akan terasa sesegar es jeruk limau.

Tak lama lagi kamu akan dikelilingi orang-orang yang ingin mendapatkan kepintaran dan kebijaksanaanmu. Kamu akan tergoda untuk terus berbicara, tapi jangan lakukan itu. Jika diminta lebih, redamlah itu. Atau, lebih baiknya lagi, kutip kalimat Voltaire: “Rahasia orang-orang membosankan adalah mereka suka membicarakan semuanya,” — yang mana kalau dipikir-pikir lagi, sebuah opini bisa kamu ungkapkan kapan pun dan di mana pun secara instan.

Add a comment

Related posts:

Good Mentors give you wings

I was 8 years old when my brother suffered a traumatic brain injury. I saw him laying in the ICU covered in bandages and it was in that moment I had made up my mind to become a neurosurgeon so I…

2. You do not want to follow the scientific method

I have been a data scientist in tech for a little over five years now, and during that time I have had the opportunity to work with very skilled data scientists and to follow, to learn, and be…

Ocean of Stars

The silence inside us touches the stars and brings light into the deep ocean of our heart, helping us connect with the cosmic, bringing us meaning and purpose, it’s the breath of the universal…